Jumat, 26 Agustus 2011

4 Wajah Steve Jobs Di Apple

Apple memang bukan Steve Jobs semata.
Perusahaan ini punya banyak talenta
bagus dan puluhan ribu pekerja.
Akan tetapi hengkangnya Jobs dari
posisi CEO diyakini berdampak
besar bagi perusahaan asal Amerika Serikat ini.

Apple adalah perusahaan dengan 45
ribu pekerja, termasuk desainer
produk, teknisi dan marketing
hebat. Produk mereka digdaya,
iPad 2 di sektor tablet, iPhone di
pasar smartphone dan Mac di PC terus mencetak penjualan besar.

Namun patut dicatat, semua
produk itu lahir di era
kepemimpinan Jobs. Kala dia
hengkang, Apple akan kehilangan '4
wajah' Steve Jobs. Apa saja?


1. Penguasa Sesungguhnya
Banyak perusahaan besar terjebak
dengan birokrasi njlimet atau
perkelahian internal untuk
mengambil dan melaksanakan
keputusan. Ini tak terjadi kala
Jobs memimpin Apple. Dia mendapat respek, dia tahu apa
yang dilakukan tiap bagian di
perusahaan dan tak takut
melakukan perubahan. Beberapa CEO
mungkin sepintar atau berkemauan
kuat seperti Jobs, tapi tidak ada yang meraih respek sekuat dia,
yang berhasil membuat Apple jaya
dari kondisi suram.

2. Perencana Produk
Jobs terobsesi dengan simplisitas.
Misalnya, dia menolak mouse Apple
punya dua tombol dan bersikeras
iPhone tak harus bisa melakukan
banyak hal sekaligus. Alhasil, fitur
di iPhone tidak sebanyak kompetitor. Mungkin hanya Jobs
yang bisa mengeksekusi seni
semacam ini dengan baik sehingga
produk Apple selalu laku.

3. Magnet Apple
Banyak orang ingin bekerja untuk
Apple saat ini. Di satu sisi
mungkin karena rekor kesuksesan
Apple yang bagus. Namun di sisi
lain juga dengan adanya Jobs di
sana sebagai seorang tokoh teknologi populer.

4. Ikon Kebudayaan Pop
Ketika Jobs bicara, khususnya kala
mempresentasikan produk, media
massa di seluruh dunia seakan
dengan patuh menyimak tiap
perkataannya. Ya, dia mungkin
setara dengan selebritis. Mampukah Tim Cook selaku CEO
baru Apple mendapat perhatian
seperti ini? Rasanya tidak.

Apple barangkali masih menjadi
perusahaan raksasa dalam waktu
lama tanpa kehadiran Jobs. Namun
mungkin perhatian pada perusahaan
ini tidak lagi sebesar ketika Jobs
masih ada di pucuk pimpinan.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar